PUK PT. Ciba Vision Batam melaksanakan Musnik ke-Vlll

SUARA FARKES – Batam, 22 Juni 2025
Bertempat di Angkringan Tepi Danau, PUK PT. Ciba Vision Batam melaksanakan Musnik ke-Vlll dengan tema “Bersatu, Berkemampuan dan Bermartabat”. Pelaksanaan Musnik berjalan dengan baik dan lancar hingga selesai.
Salah satu agenda dalam Musnik adalah pemilihan ketua PUK, dan secara aklamasi dalam Musnik tersebut terpilih Bung Tyos Toni Taufik sebagai Ketua Pimpinan Unit Kerja PT Ciba Vision Batam periode 2025-2028
Menurut salah satu panitia Musnik, setelah ini selanjutnya kami akan mengadakan acara Gathering bareng seluruh anggota, sekaligus untuk pelantikan kepengurusan yang baru periode 2025-2028. Dan
acara ini direncanakan pada tanggal 27 Juli 2025 sambil menunggu penyusunan struktur kepengurusan baru dan schedule dari Dewan Pimpinan Pusat” tambahnya.
SUARA FARKES – Kontributor Batam
FSP FARKES REFORMASI MENDUKUNG DAN TERLIBAT AKTIF RAPAT BULANAN ALARM CENTER K3 INDUSTRIALL

SUARA FARKES – Jakarta, 23 Juni 2025
Dalam lanskap industri yang terus berkembang, termasuk sektor krusial seperti farmasi dan pelayanan kesehatan (rumah sakit), isu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) – khususnya Penyakit Akibat Kerja (PAK) – masih menjadi tantangan signifikan yang memerlukan respons proaktif dan terkoordinasi. Menyadari urgensi ini, Federasi Serikat Pekerja yang terhimpun dalam afiliasi IndustriALL Global Union, menggelar Rapat Bulanan Alarm Centre PAK di kantor DPP FSP KEP KSPI
Pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai federasi ini menjadi forum strategis untuk mendalami dan mengkoordinasikan langkah-langkah pencegahan, penanganan, dan advokasi terkait PAK. Dari perspektif serikat pekerja di sektor farmasi dan rumah sakit, di mana paparan terhadap bahan kimia, biologis, stres, dan beban kerja tinggi merupakan risiko harian. Isu PAK bukan sekadar kepatuhan regulasi, melainkan hak asasi pekerja yang fundamental.
PAK di Sektor Farmasi dan Rumah Sakit : Risiko yang Sering Terlupakan
Sektor farmasi melibatkan risiko paparan terhadap bahan kimia aktif, pelarut organik, partikel debu, dan potensi alergen yang dapat memicu penyakit pernapasan, kulit, hingga gangguan sistemik jangka panjang. Sementara itu, pekerja rumah sakit, mulai dari tenaga medis, perawat, analis laboratorium, hingga staf pendukung, dihadapkan pada risiko infeksi nosokomial, paparan zat berbahaya (desinfektan, limbah medis), risiko fisik (pendarahan, cedera berulang), serta tekanan psikologis (stres, kelelahan, burnout) yang dapat berkembang menjadi PAK non-infeksius.
Dari kacamata serikat pekerja, kurangnya sosialisasi yang memadai mengenai risiko-risiko spesifik ini di tingkat unit kerja (perusahaan/rumah sakit) menjadi akar masalah. Banyak pekerja yang tidak sepenuhnya memahami potensi bahaya dari pekerjaan mereka sehari-hari, gejala awal PAK, atau prosedur pelaporan dan klaim yang harus dilakukan. Akibatnya, kasus PAK seringkali terlambat terdiagnosis, tidak terdata, atau bahkan tidak diakui sebagai terkait pekerjaan, sehingga pekerja tidak mendapatkan perlindungan dan manfaat yang seharusnya mereka terima, termasuk dari BPJS Ketenagakerjaan.
Alarm Centre PAK: Platform Vital untuk Sosialisasi dan Perlindungan
Rapat bulanan Alarm Centre PAK yang diadakan IndustriALL ini berfungsi sebagai mekanisme sentral untuk mengatasi kesenjangan sosialisasi dan perlindungan tersebut. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan serikat secara rutin berbagi laporan dari divisi K3 masing-masing, termasuk insiden kecelakaan kerja dan kasus PAK yang masih dalam tahap dugaan atau investigasi. Pertukaran informasi ini penting untuk memetakan pola risiko dan mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih.
Beberapa poin penting yang menunjukkan komitmen serikat pekerja dalam memperkuat isu PAK secara strategis meliputi :
- Penyampaian Laporan K3/PAK : Data dari lapangan menjadi bukti empiris urgensi PAK dan dasar untuk langkah lanjutan. Ini juga menjadi materi sosialisasi yang relevan bagi anggota.
- Pembahasan Tindak Lanjut Kasus : Fokus pada strategi advokasi dan pelaporan kasus PAK ke instansi terkait (seperti Kemenaker dan BPJS Ketenagakerjaan) menekankan pentingnya perlindungan konkret bagi pekerja yang telah terdampak.
- Roadshow Alarm Centre PAK : Penjadwalan program ini ke federasi-federasi merupakan langkah nyata dalam mendiseminasi informasi, meningkatkan kesadaran, dan membangun kapasitas anggota serikat di tingkat akar rumput mengenai PAK – esensi dari upaya sosialisasi yang proaktif.
- Audiensi dengan Kementerian Ketenagakerjaan : Rencana pertemuan ini menggaris bawahi upaya serikat pekerja untuk mendorong dukungan kebijakan yang lebih kuat, memastikan implementasi regulasi K3/PAK, dan memperlancar akses pekerja terhadap manfaat jaminan sosial.
Suara Serikat Pekerja : Perjuangan Nyata untuk Hak Pekerja
Bambang Surjono, Wakil Ketua FSP KEP KSPI, mengapresiasi inisiatif ini sebagai “bentuk kepedulian nyata terhadap keselamatan dan kesehatan kerja”. Pernyataan ini mencerminkan bahwa bagi serikat pekerja, K3/PAK bukanlah isu sampingan, melainkan inti dari perjuangan untuk martabat dan kesejahteraan pekerja.
Indah Saptorini, Koordinator Alarm Centre PAK IndustriALL, menegaskan bahwa forum ini adalah “komitmen bersama dalam menangani isu PAK secara sistematis dan berkelanjutan”. Ia secara spesifik menyoroti harapan agar “perusahaan dapat memperbaiki sistem keselamatan kerja” dan “pekerja yang terdampak bisa segera mendapatkan perlindungan serta manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan”. Pernyataan ini secara jelas menyoroti dua pilar utama yang diperjuangkan serikat pekerja : pencegahan di sumbernya (perusahaan) dan jaminan perlindungan pasca-insiden (negara/BPJS Ketenagakerjaan).
Sementara itu, melalui Sumarnita Boru Gurning dan Umriti Hud yang mewakili Pihak FSP FARKES-R menyatakan dukungan penuh terhadap program Alarm K3 IndustriALL, sebagai bentuk komitmen bahwa FSP FARKES-R terus mensosialisasikan Alarm Center K3 , saat rapat-rapat dan pendidikan berjenjang di internal organisasi. Sosialisasi PAK dimulai dengan kesadaran, untuk itu dalam tiap kesempatan kami mensosialisasikan soal Alarm Center K3 dan urgensinya, pungkas Umriti Hud.
Urgensi Kolaborasi dan Aksi Berkelanjutan
Dari perspektif serikat pekerja sektor farmasi dan rumah sakit, memerangi PAK membutuhkan lebih dari sekadar regulasi di atas kertas. Diperlukan upaya sosialisasi yang masif dan berkelanjutan di tingkat tempat kerja, didukung oleh sistem perlindungan yang responsif dan akses jaminan sosial yang mudah bagi pekerja yang terdampak.
Pertemuan Alarm Centre PAK IndustriALL ini adalah bukti dari komitmen dan langkah konkret serikat pekerja untuk memastikan isu PAK tetap berada di prioritas utama agenda K3 nasional maupun di tingkat perusahaan. Kelanjutan program roadshow dan rencana audiensi menunjukkan bahwa perjuangan untuk keselamatan dan kesehatan pekerja di sektor-sektor vital ini akan terus digalakkan, demi terwujudnya lingkungan kerja yang lebih aman dan jaminan perlindungan yang layak bagi setiap pekerja.
Tim Media FARKES
“Workshop Pemimpin Serikat Pekerja Dan Kampanye Transisi Yang Adil”

SUARA FARKES – Jakarta, 21 Juni 2025
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia ( KSPI ), mengadakan kegiatan “Workshop Pemimpin Serikat Pekerja Dan Kampanye Transisi Yang Adil”, bertempat di Five Hotel, PGC Cililitan-Jakarta.
Workshop ini dihadiri oleh dua konfederasi, KSPI dan KSBSI. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program IKI-JET, Innovation Regions for Just Transition. Adalah program yang berfokus pada transisi energi yang adil ( Just Energy Transition ) di wilayah-wilayah yang sebelumnya bergantung pada batu bara. Program ini bertujuan untuk mendukung daerah-daerah tersebut dalam bertransformasi menuju ekonomi berkelanjutan dengan menciptakan lapangan kerja hijau dan memastikan transisi energi yang inklusif dan adil bagi semua pihak.
Dalam workshop ini, juga di bahas tentang program IKI-JET yang sebelumnya di fokuskan pada dua wilayah yang merupakan basis industri energi fosil yaitu di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan. Tujuan diadakannya workshop ini untuk memastikan bahwa peralihan menuju energi bersih tidak mengorbankan hak dan kesejahteraan pekerja, serta melibatkan komunitas terdampak secara aktif dalam prosesnya.
Serikat Pekerja berperan penting sebagai aktor sosial untuk mendorong terwujudnya transisi yang berkeadilan melalui penguatan dialog sosial, penyusunan klausul just transition dalam Perjanjian Kerja Bersama ( PKB ) dan peningkatan kapasitas pekerja melalui pelatihan serta strategi transformasi ekonomi.
Dalam akhir sesi workshop, peserta dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan konfederasi. Kelompok KSPI dan Kelompok KSBSI. Dari masing-masing kelompok menyusun Rencana Tindak Lanjut ( RTL ) berisi point-point yang akan menjadi rekomendasi untuk pemerintah, pengusaha dan serikat pekerja dalam upaya mewujudkan transisi energi yang inklusif dan adil bagi semua pihak.
Narahubung : Slamet Rezeki ( Kabid. K3 DPP FSP. FARKES-R )
KSPI Gelar Workshop “Green Economy and Just Transition” di Serang – Banten

Serang, 8 Juni 2025 – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bersama DTDA (Danish Trade Union Development Agency) menyelenggarakan Workshop on Green Economy and Just Transition sebagai bagian dari komitmen gerakan buruh dalam menghadapi perubahan iklim dan transformasi ekonomi nasional.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman serikat pekerja mengenai ekonomi hijau dan memastikan transisi yang adil (just transition) bagi para pekerja. Dalam proses menuju ekonomi rendah karbon, penting memastikan bahwa hak, perlindungan, dan masa depan pekerja tidak terabaikan.
Workshop ini dihadiri oleh empat federasi anggota KSPI, yaitu:
- Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI)
- Serikat Pekerja Nasional (SPN)
- Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan (FSP KEP)
- Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi (FARKES-R)
Melalui diskusi, pemaparan, dan rencana aksi kolektif, serikat pekerja berupaya membangun posisi yang kuat dalam kebijakan transisi energi dan pembangunan berkelanjutan. Serikat pekerja percaya bahwa keadilan iklim dan sosial harus berjalan seiring demi masa depan yang layak bagi seluruh pekerja di Indonesia.
Tim Media Farkes
Workshop Just Transition KSPI

Rabu, 4 Juni 2025, bertempat di Gedung FSPMI, lantai 3
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bekerja sama dengan Danish Trade Union Development Agency (DTDA)Danish Trade Union Development Agency (DTDA) menyelenggarakan workshop bertema “Menata Ulang Masa Depan: Memastikan Transisi yang Adil Menuju Ekonomi Hijau”
Kegiatan ini dihadiri oleh para perwakilan serikat pekerja yang tergabung dalam KSPI dari berbagai sektor. Workshop ini menjadi ruang diskusi penting untuk membahas dampak perubahan iklim terhadap ekonomi dan dunia kerja, serta bagaimana pekerja dapat terlibat aktif dalam proses transisi menuju ekonomi hijau secara adil (just transition).
Hadir sebagai narasumber utama, Kahar S. Cahyono, yang menyampaikan pentingnya perlindungan hak-hak pekerja dalam menghadapi perubahan kebijakan dan struktur ekonomi akibat krisis iklim. Ia menekankan bahwa transisi ke ekonomi hijau harus memastikan tidak ada pekerja yang tertinggal.
“Perubahan iklim tidak hanya soal lingkungan, tetapi juga menyangkut keadilan sosial dan ekonomi. Kita tidak bisa bicara transisi jika pekerja tidak dilibatkan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan,” ujar Kahar.

Workshop ini juga menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas antarserikat pekerja dalam memperjuangkan kebijakan transisi yang adil, serta membangun kapasitas organisasi dalam merespons tantangan masa depan.

Tim Redaksi Media FSP FARKES-R

