Meningkatkan Kapasitas Serikat Pekerja Melalui Riset dan Pemetaan Strategis Korporasi: Langkah Maju Advokasi Serikat Pekerja

Di era globalisasi dan ekonomi yang semakin kompleks, di mana korporasi multinasional beroperasi melintasi batas negara dan rantai pasok membentang jauh, strategi perjuangan serikat pekerja pun perlu berevolusi.
Meskipun aksi massa dan demonstrasi tetap menjadi alat penting dalam perjuangan buruh untuk menyuarakan aspirasi dan menekan pihak manajemen, efektivitas perundingan, dialog sosial, dan penyelesaian masalah melalui jalur formal menjadi semakin krusial
Untuk mencapai hasil yang optimal, baik dalam perundingan syarat kerja maupun dalam advokasi hak-hak pekerja yang lebih luas, serikat pekerja tidak bisa hanya mengandalkan tuntutan normatif atau kekuatan massa semata. Diperlukan bekal pengetahuan yang mumpuni, pemahaman mendalam mengenai pihak yang dihadapi (dalam hal ini, korporasi dan struktur bisnisnya), serta kemampuan menyajikan argumen yang berbasis data dan fakta yang akuntabel. Inilah esensi dari pergeseran paradigma perjuangan serikat pekerja di masa kini: dari sekadar tuntutan menjadi perundingan strategis berbasis bukti dan analisis mendalam.
Menyadari kebutuhan mendesak akan peningkatan kapasitas anggota afiliasi dalam aspek strategis ini, IndustriALL Indonesia Council mengambil langkah proaktif dengan menyelenggarakan sebuah workshop yang sangat relevan dengan tantangan terkini. Workshop intensif bertajuk “Riset Dan Pemetaan Strategis Korporasi” ini secara khusus dirancang untuk membekali para penggerak serikat pekerja dengan kemampuan analitis yang dibutuhkan untuk memahami seluk-beluk korporasi tempat mereka bernaung.
Workshop selama dua hari ini, yang berlangsung pada tanggal 6 hingga 7 Mei 2025 bertempat di Jakarta, berhasil menarik partisipasi aktif dari lebih kurang 35 perwakilan anggota afiliasi IndustriALL dari berbagai sektor industri, mencerminkan keragaman dan jangkauan kerja IndustriALL di Indonesia.
Salah satu peserta yang turut serta mewakili federasinya, FSP FARKES Reformasi, Suhendra, yang saat ini menjabat sebagai Ketua PUK di PT Takeda Indonesia, Bekasi. Keikutsertaannya menegaskan relevansi materi workshop lintas sektor, termasuk sektor farmasi dan kesehatan.
Workshop ini secara spesifik bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mendalam para peserta mengenai cara melakukan riset komprehensif dan pemetaan strategis terhadap profil sebuah korporasi – mulai dari struktur organisasi, kepemilikan, kinerja keuangan, jajaran manajemen kunci, anak perusahaan, hingga hubungan dengan pemasok dan pelanggan. Dengan bekal pemahaman yang utuh mengenai landskap korporasi yang dihadapi, para peserta diharapkan memiliki alat yang ampuh dan canggih untuk merancang strategi pengorganisasian yang lebih terarah, melakukan advokasi yang lebih efektif dan berbasis fakta, serta menguatkan posisi serikat pekerja dan substansi Perjanjian Kerja Bersama (PKB) mereka.
Selama dua hari selain sesi materi yang bersifat teoritis dan diskusi interaktif, aspek praktis dari workshop ini diperkuat melalui simulasi atau ‘role play’. Sesi bermain peran yang mengkreasikan situasi ‘perundingan antara perusahaan dengan serikat’ ini memberikan kesempatan berharga kepada peserta untuk secara langsung mempraktikkan keterampilan perundingan berbasis data yang telah dipelajari.
Mereka dapat menguji kekuatan argumen mereka, merasakan dinamika perundingan langsung, dan belajar mengelola situasi yang tense dalam lingkungan yang aman dan suportif.
Simulasi ini juga membantu peserta mengantisipasi kemungkinan respons dari pihak manajemen terhadap proposal atau tuntutan serikat yang berbasis data, serta menyusun strategi tandingan atau langkah berikutnya yang lebih matang.

Suasana workshop selama dua hari tersebut terlihat sangat hidup, dinamis, dan penuh antusiasme yang tinggi dari para peserta. Hal ini dapat dipahami, mengingat materi “Riset dan Pemetaan Strategis Korporasi” ini memang merupakan hal yang relatif baru, mendalam, dan sangat aplikatif bagi sebagian besar peserta yang mungkin lebih akrab dengan pendekatan perjuangan yang lebih tradisional.
Dengan bekal pengetahuan yang komprehensif dan keterampilan praktis yang diperoleh dari workshop yang intensif ini, diharapkan para peserta tidak hanya menyimpan ilmu tersebut untuk diri sendiri. Mereka diharapkan dapat menjadi agen perubahan dan pengganda pengetahuan (knowledge multiplier) dengan berbagi pengetahuan yang didapat kepada pengurus dan anggota di serikat masing-masing melalui kegiatan internal serikat, diskusi, atau pelatihan singkat di tingkat lokal.
Lebih jauh lagi, kemampuan riset dan pemetaan strategis ini diharapkan benar-benar dapat diintegrasikan sebagai salah satu alat utama dalam setiap perjuangan serikat pekerja di perusahaan. Baik itu dalam merancang strategi pengorganisasian dan rekrutmen anggota baru, mempersiapkan perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dengan proposal yang kuat dan berbasis data, maupun dalam melakukan advokasi terkait isu-isu ketenagakerjaan lainnya seperti isu kesehatan dan keselamatan kerja, upah layak, atau kebebasan berserikat.
Pada akhirnya, penggunaan riset dan data yang akurat dalam setiap langkah perjuangan serikat pekerja diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas, kekuatan tawar, dan efektivitas perjuangan mereka dalam memperjuangkan dan melindungi hak-hak normatif serta kesejahteraan para pekerja, membawa dampak positif yang lebih luas bagi anggota dan juga memperkuat posisi serikat secara keseluruhan di mata manajemen maupun pemangku kepentingan lainnya.
Tim Media FSP FARKES-R