Delegasi FSP Farkes Reformasi Hadiri Pertemuan Asia Pasifik Sektor Kimia dan Farmasi di Sri Lanka

SUARA FARKES, Sri Lanka — Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi (FSP FARKES REFORMASI) mengirimkan tiga (3) delegasinya yaitu Efrazim Silaban (PUK PT. Sterling Product Indonesia), Syarif Hidayat (PUK PT. Takeda Indonesia), dan Mimin Kamilah (PUK PT. Meiji Indonesian Pharmaceutical Industries) untuk turut berpartisipasi dalam ”Asia Pacific Trade Union Network Meeting of Chemical & Pharmaceutical Unions” yang berlangsung pada 18 – 19 November 2025 di Hotel Rodisson, Colombo, Sri Lanka. Pertemuan ini dihadiri oleh serikat pekerja sektor kimia dan farmasi dari berbagai negara Asia Pasifik dengan dukungan Friedrich Ebert Stiftung (FES) dan IndustriALL Global Union.
Kegiatan ini membahas beragam isu strategis terkait kondisi pekerja di sektor kimia dan farmasi, termasuk transisi berkeadilan (just transition), tantangan keselamatan dan kesehatan kerja, serta penguatan kapasitas serikat dalam menghadapi perubahan industri.

Delegasi FSP Farkes Reformasi menyampaikan perkembangan kondisi hubungan industrial di Indonesia, termasuk tantangan pekerja dalam menghadapi modernisasi industri farmasi, peningkatan kebutuhan perlindungan terhadap paparan bahan kimia berbahaya serta pentingnya memperkuat kerjasama Internasional. Pertemuan ini juga menjadi wadah berbagi pengalaman antarnegara mengenai strategi advokasi, perundingan bersama, dan pengorganisasian pekerja di sektor kritikal tersebut.
Dilanjutkan dengan laporan dari beberapa negara terkait isu kondisi kerja diantaranya adalah :
- Ketidakpastian kerja di tengah restrukturisasi perusahaan.
- Kesenjangan kondisi kerja antar pabrik dan negara.
- Lemahnya posisi tawar serikat pekerja pada saat merger atau akuisisi.
- Tidak semua PKB mencakup isu teknologi (IA), digitalisasi dan just transition.
- Kurangnya pasal terkait konsultasi dini sebelum perusahaan melakukan perubahan besar.
- Digitalisasi, otomatisasi, dan transisi hijau mengubah struktur pekerjaan.
- Munculnya kebutuhan skill baru yang belum disiapkan secara memadai.
- Risiko PHK akibat otomatisasi jika tidak ada perlindungan.

Transisi industri di sektor kimia dan farmasi membawa tantangan besar sekaligus peluang bagi pekerja. Agar perubahan tetap adil (just transition), serikat pekerja harus memastikan keterlibatan aktif dalam setiap proses perubahan teknologi, memperkuat perlindungan kerja, dan memastikan pekerja mendapatkan pelatihan yang memadai. K3 tetap menjadi prioritas utama untuk menjaga keselamatan pekerja di tengah perubahan yang cepat
